Kali ini saya akan bercerita sedikit mengenai "Sejarah Terbentuknya Bibit Lele Palembang"
Bermula dari hoby di bidang aquatik, Angga, pemilik Bibit Lele Palembang saat ini memutar otak untuk tetap berkecimpung dalam dunia perikanan. Berbagai cara ia tempuh untuk mendalami bidang perikanan. Mulai dari pembibitan ikan hias, koleksi ikan air tawar sampai akhirnya memutuskan untuk memilih pembibitan lele.
Tidak mudah bagi Angga untuk mempelajari pembibitan lele dengan modal pengetahuan yang minim. Namun, alhamdulillah, tidak lama setelah memutuskan untuk mendalami usaha lele, Angga berkenalan dengan Om Irin. Beliau merupakan teman dari Paman kandung Angga. Dari Om Irin lah Angga mempelajari pembibitan lele mulai dari pemijahan alami, penyuntikan hingga perawatan bibit.
Beberapa tahun berselang setelah pembibitan lele yang dimulainya pada tahun 2007, Angga memutuskan untuk beristirahat dari budidaya lele dan memutuskan untuk mengambil pendidikan di bidang Informasi komputer. Ternyata, hoby yang membekas di hatinya dalam bidang perikanan terus memacunya untuk kembali pada pembibitan lele. Alhasil, Pada tahun 2011, Angga kembali merintis usahanya.
Suka-duka tahun pertama setelah vacum 1 Tahun
Namanya wirausaha di bidang mahluk yang bernyawa, ada kala suka dan duka yang harus di alami. Tahun pertama ini merupakan duka yang cukup berat bagi Bibit Lele Palembang namun juga awal dari bersinarnya pembibitan di kota Palembang dalam jejaring sosial dan media internet.
Sangat menyenangkan ketika kita bisa bertukar pikiran melalui jejaring sosial mengenai pembibitan lele dan cara perawatan benih. Dari salah satu jejaring sosial, Bibit Lele Palembang dapat berkomunikasi langsung dengan para peternak lele berbagai daerah. Bahkan, dapat berkumpul secara nyata bersama para peternak lele di kota Palembang yang ditemui dari jejaring sosial.
Sedikit cerita ketika BLP mengalami duka yang cukup mendalam dan merupakan pelajaran berharga. Ketika itu Pegawai bidang pemasaran kami sedang memberi pakan untuk indukan, namun ia merasa heran karena banyak indukan yang berada di luar. Tidak terlalu merasa curiga awalnya, karena kolam tanah yang sekarang kami gunakan untuk pemasangan waring merupakan kolam yang berisi bermacam ikan, salah satunya lele. Lele yang berada di luar waring awalnya sempat dianggap sebagai lele pembesaran yang sempat dilepas ke kolam beberapa tahun lalu. Namun, kecurigaan bertambah ketika salah satu pegawa BLP yang tengah memancing ikan di sekitar kolam mendapatkan ikan lele seberat satu setengah kilo yang di punggungnya ada bekas sutikan hormon. Dengan cepat pegawai kami mengangkat waring yang berisi indukan betina.
Cukup mencengangkan ketika melihat indukan yang masih ada di dalam waring tersisa 2 ekor saja dari 23ekor Indukan siap pijah beberapa minggu kedepan. Pelajaran berharga bagi BLP yang trlambat mengecek rutin waring 1minggu sekali. Bukan karena kelalaian, namun pegawai kami yang hanya 3orang kewalahan menangani benih (50-90ribu/indukan) yang dipijah beberapa minggu sebelumnya.
Namun alhamdulillah, beberapa minggu setelah musibah itu, BLP kembali bangkit. Bibit yang dihasilkan sangat memuaskan pelanggan sehingga cukup untuk memutar kembali roda yang sebelumnya sempat terhenti. Bahkan, beberapa minggu belakangan, permintaan bibit datang setiap harinya. Dengan ketekunan dan kesabaran, akhirnya kami kembali bangkit dan menerapkan visi misi baru. Serta dengan ketelitian baru.
Cahyo terus untuk BLP. Semangat terus untuk para peternak lele seluruh indonesia.
Kita bisa asal mau berusaha!!
Salam hangat,
Bid. Pemasaran,
( 11667 )
sukses be kak
BalasHapusajari kami para newbie ni
hahahhhha